Pengertian Iman kepada Malaikat
Pengertian Iman kepada Malaikat
Secara
etimologi, iman berarti pembenaran hati. Secara terminologi, iman berarti
pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota
badan. Pembenaran dengan hati artinya
menerima seluruh ajaran yang dibawa Rasulullah saw. Pengakuan dengan lisan
artiny, mengucap dua kalimat syahadat yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah Swt. dan Muhammad adalah utusan Allah Swt. Pengamalan dengan
anggota badan artinya melaksanakan ibadah. Iman kepada Allah Swt. adalah
percaya sepenuh hati akan eksistensi Allah Swt. dan keesaannya serta mengikuti
tuntutan atau yang ada di dalam Al-Qur'an dan Hadis.
Malaikat
adalah makhluk ciptaan Tuhan yang nyata. Malaikat sendiri tidak bisa terlihat
dengan kasat mata manusia. Malaikat bukanlah objek yang harus disembah atau
didoakan. Malaikat tunduk kepada Tuhan dan menjalankan perintahnya. Dalam
pandangan agama Islam, Manusia tidak menjadi malaikat setelah menemui ajalnya.
Setan bukanlah malaikat, tapi setan adalah golongan jin. Di dalam agama Islam,
malaikat harus diimani keberadaannya, harus dipercaya. Mengimani keberadaan
malaikat adalah rukun iman kedua.
Iman artinya percaya, beriman kepada
malaikat artinya percaya bahwa malaikat benar-benar mahluk Allah Swt. yang
diciptakan dari nur (cahaya) yang tidak memiliki syahwat sehingga selalu taat
pada perintah Allah Swt. Malaikat berasal dari bahasa Arab malak yang memiliki arti pembawa pesan, bentuk jamaknya adalah malaikah. Malaikat diyakini sebagai
makhluk surgawi, diciptakan dari cahaya oleh Allah Swt. Hal ini disebutkan
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh muslim. Hadits tersebut yang artinya
“Malaikat diciptakan dari cahaya dan Jin
diciptakan dari campuran api, dan adam diciptakan dari tanah.” (HR. Muslim)
Malaikat memiliki peran seperti memuji Allah Swt. dan menjalankan hukum alam. Islam bahkan tidak memiliki representasi grafik atau simbolik dari malaikat. Namun demikian, malaikat sering digambarkan sebagai makhluk indah yang bersayap. Malaikat membentuk hierarki dan tatanan kosmik yang berbeda. Malaikat tidak makan atau minum, tidak memiliki amarah, dan tidak pernah lelah. Malaikat yang pernah dilihat dengan mata telanjang oleh manusia adalah malaikat Jibril. Malaikat Jibril pernah menjumpai Nabi Muhammad saw. Hal itu diceritakan dalam Kitab Shahih Ibn Hiban, dari sahabat Abdullah Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda, Dari Ibnu Mas’ud RA bahwa dia berkata tentang ayat ini, “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain.” (QS. An-Najm: 13).
Sifat Malaikat
Malaikat
merupakan makhluk ciptaan Allah Swt. yang memiliki kesamaan dengan manusia
yaitu untuk beribadah kepada Allah Swt. Malaikat sendiri harus diyakini
keberadaannya, karena yakin dengan adanya malaikat termasuk rukun iman yang
kedua. Malaikat diciptakan oleh Allah Swt. dari nur (cahaya). Malaikat
diciptakan memiliki tugas yang telah diberikan oleh Allah Swt. Malaikat adalah
makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt. tidak makan dan minum dan juga tiak
mempunyai nafsu seperti manusia. Malaikat merupakan makhluk yang selalu taat
kepada Allah Swt. dan tidak pernah membangkang kepadaNya. Malaikat selalu
beribadah kepada Allah Swt. tiada henti dan mereka senang mencari dan mengelilingi
majlis dzikir. Malaikat mempunyai kemampuan yang diberikan oleh Allah Swt.
yaitu mereka dapat mengubah bentknya seperti manusia atau yang lainnya.
Sebagai
makhluk ciptaan Allah Swt., malaikat juga mempunyai sifat. Macam-macam sifat
yang dimiliki oleh malaikat, di antaranya selalu patuh dan taat atas perintah
Allah Swt., malaikat tidak memiliki jenis kelamin, malaikat tidak makan dan
minum, malaikat mampu merubah dirinya sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah
Swt., dan malaikat selalu mendoakan hamba Allah Swt. yangg duduk menunggu untuk
salat berjamaah. Malaikat merupakan makhluk yang bersifat gaib (tidak dapat
diindera oleh indera manusia) tetapi keberadaannya dapat diyakini. Meskipun
demikian, terdapat beberapa keterangan baik dalam al-quran maupun hadits yang
menggambarkan wujud malaikat ketika menampakkan diri di hadapan manusia yang
dikehendaki Allah Swt. untuk dapat melihatnya, seperti halnya para Rasul. Dalam
Surah al-Fatir [35] ayat 1 menggambarkan perwujudan malaikat itu adalah sosok
yang bersayap, tetapi tentunya tidaklah seperti burung yang selama ini kita
ketahui. Perwujudan malaikat sebagai sosok yang bersayap ini pun diungkap dalam
sebuah hadits yangdiriwayatkan Bukhari berikut.
Telah
bercerita kepada kami Qutaibah telah bercerita kepada kami Abu 'Awanah telah
bercerita kepada kami Abu Ishaq asy-Syaibaniy berkata, “Aku bertanya kepada Zirra bin Hubaisy tentang firman Allah Ta'ala QS
an-Najm ayat 9-10 ‘Fa kaana qaaba qausaini aw adnaa. Fa awhaa ilaa 'abdihii maa
awhaa’ (Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) sedekat dua ujung busur
panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya
(Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan). Dia berkata, “telah bercerita kepada
kami Ibnu Mas'ud bahwa Beliau saw. telah melihat Jibril yang memiliki seratus
sayap”.
Tugas Malaikat
Di antara sekian dari banyaknya
malaikat itu, terdapat 10 yang utama. Berikut tugas malaikat yang sepuluh
menukil Tafsir Al-Asas oleh H. Darwis Abu Ubaidah:
1.
Malaikat Jibril, bertugas untuk menyampaikan wahyu Allah Swt. Dikenal juga dengan
sebutan Ruhul Qudus' sebagaimana
dalam Surah al-Baqarah ayat 87, Ruhul
Amin sebagaimana dalam Surah asy-Syu'ara ayat 192—194, dan Namus sebagaimana dalam Hadis Nabi saw.
riwayat dari Aisyah. Sementara nama Jibril sendiri termaktub dalam Surah
al-Baqarah ayat 97—98.
2.
Malaikat Mikail, ditugaskan oleh Allah Swt. untuk mengatur urusan hujan serta
tumbuh-tumbuhan sesuai yang ketentuan-Nya. Selain itu, malaikat Mikail bertugas
memberi rezeki kepada manusia yang telah diurus oleh-Nya. Penyebutan nama
Mikail tercantum dalam Surah al-Baqarah ayat 98.
3.
Malaikat Israfil, diberi tugas untuk meniup terompet sangkakala yang kelak akan
ditiup pada hari kiamat. Jumlah tiupan yang dilakukan oleh malaikat Israfil sebanyak
tiga kali; tiupan pertama menimbulkan ketakutan, tiupan kedua mematikan semua
makhluk, dan tiupan ketiga membangkitkan kembali semua makhluk.
4.
Malaikat Izrail, bertugas mencabut nyawa semua makhluk Allah Swt. yang bernyawa.
Sebenarnya nama Izrail tidak pernah disebutkan dalam Al-Qur'an maupun hadits
yang shahih, melainkan penyebutannya hanya Malaikat Maut. Sebagaimana
disebutkan Nabi SAW dalam hadits dari Abu Umamah, “Dan sesungguhnya Allah telah mewakilkan kepada Malaikat Maut untuk
mengambil (mencabut) semua arwah kecuali bagi orang yang mati syahid di laut,
karena Allah yang langsung mengambil arwah-arwah mereka. Allah mengampuni semua
dosa orang yang mati syahid di daratan kecuali hutang, sedangkan untuk orang
yang mati syahid di laut diampuni Allah semua dosanya termasuk hutang.” (HR
Ibnu Majah)
5.
Malaikat Munkar, bertugas menanyakan dan memeriksa manusia di alam kubur mengenai
amal perbuatan mereka ketika masih hidup di dunia. Rasulullah saw. pernah
menuturkan nama malaikat ini dalam sabdanya dari Abu Hurairah, “Apabila mayat (salah seorang di antara kamu)
selesai dikuburkan, datanglah kepadanya dua malaikat yang berwarna hitam ke
abu-abuan. Satu bernama Munkar dan yang satunya lagi bernama Nakir.” (HR
Tirmidzi)
6.
Malaikat Nakir,
bertugas sama dengan Malaikat Munkar, yakni dalam menanyai manusia di amalm
kubur tentang amal mereka.
7.
Malaikat Raqib,
ditugaskan Allah Swt. untuk mencatat segala amal baik yang dikerjakan manusia,
baik yang telah dilakukan, sedang dilaksanakan, maupun rencana baik yang hendak
ditunaikan.
8.
Malaikat Atid,
kebalikan dari Malaikat Raqib, Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk
manusia yang telah dilakukan. Diketahui bila seseorang yang mengerjakan dosa
atau maksiat, maka keburukannya tidak langsung ditulis oleh malaikat Atid, melainkan
akan ditunggu terlebih dahulu sekian waktu. Allah Swt. bermaksud demikian agar
para hamba bertaubat terlebih dahulu dan menyesali perbuatannya sehingga tak
terhitung dosa.
9.
Malaikat Malik,
ditugaskan dalam menjaga pintu neraka. Mereka dikenal juga sebagai malaikat Zabaniyah.
10. Malaikat Ridwan, bertugas sebagai malaikat penjaga surga. Meski namanya tak tercantum jelas dalam Al-Qur'an dan Hadis, tetapi para ulama berpendapat demikian.
Urgensi Menghafal 10 Nama-Nama
Malaikat yang Wajib Diketahui
Mengenal
nama malaikat Allah Swt. merupakan bagian dari keimanan kepada Malaikat.
Dianjurkan untuk mengajarkan pondasi Islam sedari dini dan pengenalan terhadap
hal-hal pokok dalam ajaran agama. Mengajarkan Rukun Islam dan Rukun Iman merupakan
hal yang penting dalam pengenalan agama. Dalam Rukun Iman sendiri, setelah iman
kepada Allah Swt., umat Islam wajib beriman kepada malaikat. Malaikat merupakan
makhluk ciptaan Allah Swt. yang paling taat dan tidak pernah membangkang.
Mengimani keberadaan malaikat dapat menambah ketaqwaan kepada Allah Swt.
Beriman kepada para malaikat mencakup empat hal berikut.
1.
Beriman
kepada keberadaan mereka.
2.
Beriman
kepada mereka yang kita ketahui nama-namanya dan terhadap mereka yang tidak
kita ketahui nama-namanya, kita beriman kepada mereka secara global.
3.
Beriman
kepada apa yang kita ketahui dari sifat-sifat mereka.
4.
Beriman
kepada apa yang kita ketahui dari tugas-tugas yang mereka lakukan atas perintah
Allah Swt., seperti bertasbih dan beribah kepada-Nya siang dan malam tanpa
lelah ataupun jenuh.
Secara garis besar, mengimani malaikat adalah bagaimana cara kita mempercayai keberadaan malaikat itu sendiri. Malaikat juga salah satu ciptaan Allah SWT. Malaikat diciptakan dari cahaya dan memiliki tugas untuk melaksanakan perintah Allah SWT, yaitu mengurus alam semesta ini. Pada dasarnya, beriman kepada malaikat adalah Fardhu ‘Ain, yang mana wajib. Mengimani malaikat juga termasuk salah satu rukun iman dalam islam.
Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Malaikat
1.
Taat
pada perintah Allah Swt. dan Rasul, perilaku pertama yang paling jelas terlihat
dari keimanan seseorang kepada malaikat adalah taat pada setiap perintah Allah
Swt. dan rasul. Tidak akan mungkin seseorang dianggap beriman kepada malaikat
sedangkan dia sendiri tidak taat pada perintah Allah Swt. dan rasul. Dari Jabir
bin Abdullah, ia berkata, “Datang
malaikat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau tidur, sebagian
malaikat berkata bahwa beliau tidur dan sebagian lain berkata bahwa yang tidur
adalah matanya namun hatinya jaga. Malaikat ini berkata: “Sesungguhnya sahabat
kalian ini memiliki perumpamaan maka berilah perumpamaan baginya.” Maka di
antara malaikat ada yang berkata “Sesungguhnya beliau tidur”, sebagian lain
berkata: “Sesungguhnya mata beliau tidur namun hatinya jaga”, maka malaikat itu
berkata: “Perumpamaannya adalah bagaikan seorang laki-laki yang membangun
sebuah rumah, di dalam rumah itu ia menyediakan meja yang di atasnya terdapat
hidangan, lalu ia mengutus orang untuk mengundang. Adapun yang memenuhi
undangan itu maka ia masuk ke dalam rumah itu dan memakan hidangan itu,
sedangkan yang tidak memenuhi undangan tersebut, maka tidak masuk ke dalam
rumah itu dan tidak memakan hidangan tersebut.” Para malaikat itu berkata:
“Ta’wilkanlah itu padanya sehingga dipahaminya.” Maka di antara mereka ada yang
berkata: “Sesungguhnya beliau sedang tidur”, sebagian lainnya berkata:
“Sesungguhnya matanya tertidur sedangkan hatinya jaga”, maka berkata malaikat
itu: “Rumah itu adalah Surga, sedang orang yang mengundang itu adalah Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa yang mentaati Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam berarti ia taat kepada Allah, dan barangsiapa yang durhaka
terhadap Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti ia telah durhaka
terhadap Allah. Muhammad adalah (sosok) yang dapat membedakan manusia.” (Shohih
Bukhori dan Muslim)
2.
Menghindari
perbuatan dosa, keimanan pada malaikat akan menumbuhkan sikap yang selalu
berusaha menghindari perbuatan dosa. Ia takut bahwa malaikat akan mencatat
perbuatan dosanya dan menjadi pemberat baginya di akhirat nanti. “(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat
amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di
sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18).
3.
Menyempurnakan
ibadah. mereka yang beriman kepada malaikat tentu akan melakukan banyak hal
yang akan membuat malaikat selalu mendoakan mereka. Salah satunya adalah dengan
terus menyempurnakan ibadah. “Sesungguhnya
Allah dan malaikat-Nya berdoa bagi orang-orang yang menyempurnakan shaf. Dan
barangsiapa menutup celah dalam shaf Allah akan mengangkat derajatnya satu
tingkat.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
4.
Rajin
sedekah, tak hanya menyempurnakan ibadah shalat saja, seorang yang beriman
kepada malaikat tentu juga akan semakin rajin bersedekah. “Tidaklah para hamba memasuki waktu pagi hari, melainkan dua malaikat
akan turun. Salah satu malaikat tadi berkata, ‘Ya Allah berikanlah rezeki
kepada orang yang berinfaq.’ Dan satunya lagi berkata, ‘Ya Allah berikanlah
kenistaan bagi orang yang pelit’.” (HR Al-Bukhari, 3/304, hadits nomor
1442)
5.
Memperbanyak
salawat, rasul pernah memberitahukan para sahabat bahwa orang yang mengucapkan
shalawat akan mendapatkan doa dari para malaikat. “Tidaklah seorang muslim bershalawat kepadaku kecuali malaikat akan
mendoakannya sebanyak ia bershalawat atasku. Maka para hamba hendaknya
mempersedikit shalawat atau memperbanyaknya.” (Shahihul Jâmi’, 1/174,
hadits nomor 5620)
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-iman-kepada-malaikat-allah
: https://an-nur.ac.id/beriman-kepada-malaikat-malaikat-allah/
: Amsal, Bakhtiar. 2007. Filsafat Agama Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
:https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/perilaku-yang-mencerminkaniman-kepada-malaikat
Post a Comment for "Pengertian Iman kepada Malaikat"