Cara mendidik anak dengan penuh cinta
1. Ketika anak bangun tidur , biasakan menyambut anak dengan kalimat positif. Misalnya ucapan salam atau selamat pagi. katakan dengan penuh kehangatan dan senyuman yang tulus. Tinggalkan sejenak pekerjaan ibu dan sambut anakmu ketika bangun tidur karena itu awal kegiatan anakmu dan ibu. Katakan :
👉" anak Sholeh, anak hebat, anak cerdas, anak sehat, tadi malam tidur nyenyak atau tidak?"
👉 Atau " hari ini mau makan apa, nak? "
👉 " Bagaimana perasaan adek atau kaka pagi ini?"
Ibu bisa membiasakan ucapan ucapan positif di mulai anak usia balita. Itu semua akan memudahkan ibu jika sudah dewasa untuk anak lebih terbuka terhadap ibu.
2. Ibu bisa membuat stiker emot untuk menggambarkan perasaan anak.bertanyalah kepada anak ketika pulang sekolah " anak Sholeh/Sholehah bagaimana perasaan hari ini? " Ibu bisa menempelkan perasaan untuk hari ini di kulkas dengan tulisan perasaan ayah ibu dan anak ( kakak/ adek). setelah itu, ibu bisa menanyakan hal - hal lain misalnya tentang kegiatan, tentang teman atau guru disekolahnya.
3. Jangan gengsi. Tak perlu gengsi dengan anak ketika ingin mengucapkan " kakak/adek hari ini good sekali bisa mencuci piring sendiri " atau mengucapkan " I love you " ingat, gensimu tidak akan merusak wibawamu sebagai ayah maupun ibu. Karena berperan menjadi ibu tak harus galak terus. 😁
4. Berbanyak ucapan istighfar, hamdalah maupun subhanallah. Terkadang anak - anak membuat ibu emosi karena melakukan hal hal yang menurut mereka itu tidak baik belum tentu bagi ayah dan ibu jadi ketika ibu menghadapi anak membuat emosi ibu memuncak ibu cukup katakan "astaghfirullah dsb itu jauh lebih baik daripada ibu mengatakan
" kamu ini anak nakal, anak bandel dibilangin ngeyel dan sebagainya" karena ingat, ucapanmu ada lah doa untuk anakmu.
5. Berbanyak stok sabar. Anak - anak usianya jauh lebih muda, pengalaman hidupnya jauh lebih sedikit dari ibu. Jadi ibu harus banyak stok sabar.
6. Memukul hanya untuk hal - hal tertentu. Memukul disni bukan memukul yang menggunakan alat berat, atau memukul dengan penuh kebencian dan kekerasan. Memukul disini masih batas wajar, dan itu tidak boleh di lakukan di area wajah maupun kepala. Ibu boleh memukul mungkin jika anak meninggalkan shalat padahal usia sudah balig, mencuri, atau melakukan hal - hal yang sudah fatal. Dan inipun di lakukan setelah ibu sudah melakukan upaya dengan nasehat yang baik tapi tak kunjung berubah.
7. Berbanyak mengikuti parenting. Ini juga sangat penting. Ibu bisa menambah wawasan melalui kelas parenting atau seminar parenting yang ibu butuhkan. Mungkin ibu sudah melakukan berbagai cara untuk menangani anak ibu yang paling "spesial" jadi ibu bisa konsultasikan dengan narasumber dari parenting yang ibu ikuti.
8. Kerja sama dan diskusikan mengenai anak dengan suami. Tugas mendidik anak bukan tugas ibu saja akan tetapi juga tugas suami. Diskusikan lah tentang perkembangan dan pertumbuhan anak dengan suami.
Terima kasih banyak sudah membaca. Semangat untuk semua ibu . Peluk jauh dari ibu Syafiq 😊
terima kasih...
ReplyDelete