5 Kesalahan pola asuh terhadap anak
" kok anakku jadi manja ya"
" Anak aku kenapa ga percaya diri ya"
" Anakku sulit bergaul "
Beberapa orang tua terkadang merasa sudah memberikan pola asuh yang benar terhadap anaknya. Dan merasa bingung melihat Tumbuh kembang anak ada yang salah. Yuk coba di simak 5 kesalahan terhadap pola asuh terhadap anak di bawah ini, dan ibu bisa memperbaikinya sebelum terlambat :
Yang pertama, terlalu memanjakan anak. Jika semua kebutuhan anak di penuhi oleh ibu dengan dalih karena anak masih kecil maka dampaknya anak menjadi Manja dan tidak mandiri di kemudian hari. Jadi mulai sekarang biasakan latih anak untuk mengerjakan pekerjaannya sendiri . Di mulai dari hal - hal yang ringan terlebih dahulu. Seperti menaruh pakaian di mesin cuci, makan sendiri, latih anak membantu menyapu merapihkan tempat tidur dan sebagainya. Semua butuh proses. Jadi ibu harus bersabar terhadap hasilnya. Ingat, kebiasaan ada karena faktor terbiasa. Ibu harus sabar, semua yang di kerjakan anak tidak langsung bagus hasilnya.
Yuk biasakan untuk tidak memenuhi segala keinginan anak, ajarkan untuk melalui prosesnya. Misalnya anak ingin mainan maka ibu bisa mengatakan " kamu mau mainan ini ya nak, kita nabung dulu ya " tetapi berbeda ya.. jika yang di minta si anak adalah sesuai kebutuhan misalnya sepatu sudah sempit tas sudah robek. Maka ibu wajib memenuhinya.
Yang kedua, terlalu banyak aturan. Terlalu banyak aturan ternyata tidak baik juga untuk tumbuh kembang anak, anak tidak bisa mengeksplor lingkungan karena terlalu banyak larangan. Jadi biarkan anak berkreativitas ibu cukup mengawasi. Anak yang tumbuh dengan banyak aturan akan merasa terkekang kreativitasnya. Yang mungkin ternyata si anak jago berenang, jago menulis, jago memasak karena banyak aturan tidak berkembang semua itu.
Yang ketiga, membandingkan anak. Hal ini mungkin sering terjadi ketika ibu mempunyai anak lebih dari satu.
" Lihat itu di kakak bisa lebih rapi "
" Adek kenapa ga kaya Kaka sih, ga bisa diem"
" Adek kaya kakak dong pinter matematikanya "
Ingat, ibu hanya boleh membandingkan anak dengan dirinya sendiri misalnya seperti ini
" Adek Minggu kemaren bisa kok merapikan kamar sendiri kenapa Minggu ini ga bisa? "
Hal ini untuk membuat perasaan anak jauh lebih baik dan tetap merasa di istimewakan oleh ibu. Ibu h boleh membandingkan si kakak dan di adek hanya ketika sedang berdiskusi dengan ayah. Setiap anak mempunyai kelebihan masing - masing dan ibu harus menemukan sesuatu yang terfavorit dari sisi anak masing - masing hal ini untuk membuat anak merasa di istimewakan dab tidak di beda - bedakan.
Yang keempat, meremehkan pola pikir anak. Sering tidak kita sebagai orang dewasa meremehkan pikiran anak karena terlalu sederhana. Yuk muli sekarang dengarkan dan respon cerita anak dengan antusias hal ini akan membuat anak merasa di hargai.
Yang terakhir nih, menyerahkan pengasuhan kepada orang lain. Biasanya ini terjadi ketika kakek dan nenek ikut campur dalam pola asuh terhadap anak kita. Kita sebagai orang tua ingin mendisiplinkan anak tetapi neneknya memanjakannya. Sering terjadi bukan? Jadi ayah dan ibu bisa berdiskusi bagaimana jalan keluarnya. Mungkin bisa berbagi waktu atau memberi tau kepada kakek nenek bahwa si anak sedang belajar disiplin jadi minta kerja samanya.
terima kasih.
ReplyDelete